Rencana Pemprov DKI merelokasi warga
dan menertibkan kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, mendapat penolakan. Bukan
hanya dari warga, tetapi juga PSK yang bekerja di sana.Salah satunya
adalah Yanti (bukan nama asli). Dia telah menjadi PSK di Kalijodo selama 6
tahun. Dia mengaku terpaksa menjadi PSK karena untuk membiayai hidup dua
anaknya.
"Saya ingin sekolahkan anak,
ingin anak sekolah tinggi, anak saya bisa berpakaian bagus layaknya
orang," kata Yanti kepada KompasTV, beberapa waktu lalu.
Dia mengaku sudah mempunyai suami
yang tinggal bersama anak-anaknya di Semarang, Jawa Tengah. Pekerjaan suaminya
sebagai kuli bangunan, disebutnya tak mampu memenuhi kebutuhan hidup.
Yanti mengaku betah bekerja di Kalijodo. Dia merasa mendapat keluarga baru. Bahkan, hubungan dengan warga sekitar cukup baik. "Aman-aman aja, kaya saudara, tidak rawan. Di sini saya lebih kaya punya teman, punya saudara. Orang-orangnya enak aja, kala sakit saling tolong-menolong. Warganya tidak fanatik," ucapnya.
Yanti menyatakan tidak setuju dengan penertiban di kawasan Kalijodo. Walaupun ada pemnaan, dia tetap menolak."Saya tidak setuju. Walau pak Gubernur kasih bimbingan dan binaan, tapi kan tidak semudah itu."
Yanti mengaku betah bekerja di Kalijodo. Dia merasa mendapat keluarga baru. Bahkan, hubungan dengan warga sekitar cukup baik. "Aman-aman aja, kaya saudara, tidak rawan. Di sini saya lebih kaya punya teman, punya saudara. Orang-orangnya enak aja, kala sakit saling tolong-menolong. Warganya tidak fanatik," ucapnya.
Yanti menyatakan tidak setuju dengan penertiban di kawasan Kalijodo. Walaupun ada pemnaan, dia tetap menolak."Saya tidak setuju. Walau pak Gubernur kasih bimbingan dan binaan, tapi kan tidak semudah itu."
sumber : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar